LIHAT RAHASIA : Contoh Makalah Peran Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah
Peran Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan
Budaya Nasional
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M Nama Lengkap Tanda Tangan
11210440 BOYI MELIH GUNAWAN
Program Sarjana Ekonomi Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA
i
PERAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu upaya untuk menanamkan pengertian kepada kami sebagai mahasiswa mengenai materi KEBUDAYAAN yang di ajarkan dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, maka penyusunan makalah ini sangatlah berarti.
Proses pencarian materi yang diperlukan dalam makalah ini membuka wawasan kami bahwasannya Globalisasi tidak akan membawa akibat negative bagi keragaman Kebudayaan Nasional Indonesia, sebaliknya keragaman dalam kebudayaan daerah akan semakin memperkokoh Kebudayaan Nasional sebagaimana terikrar dalam slogan “Bhenika Tunggal Ika”dan memperkuat nasionalisme kami.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
3. SASARAN
BAB II PERMASALAHAN
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945, sebagai warga Negara Indonesia sudah selayaknya kita menjungjung tinggi keragaman dan nilai-nilai social yang terkandung didalamnya.
2. Tujuan
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni |Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
3. Sasaran
Agar Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya
BAB II PERMASALAHAN
Indonesia sebagai bagian dari komunitas dunia dengan keragaman budaya daerah mempunyai permasalahan bagaimana kebudayaan daerah tersebut dapat memperkokoh beduyaan nasional, dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strength)
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[2] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia
b. Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1] Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional
c. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.
d. Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi
2. Kelemahan (Weakness).[2]
a. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing - masing memiliki adat istiadat,
bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antar golongan mengandung potensi konflik yang
besar
b. Tingkat pendidikan yang kurang sehingga pengertian akan kebudayaan tidak sama
c. Tidak ada regenerasi terhadap pengelolaan kebudayaan – hilangnya struktur di dalam masyarakat
d. Kurangnya keingintahuan dari generasi muda terhadap keragaman budaya daerah
3. Peluang (Opportunity)
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di
semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya
c. Adanya peninggalan sejarah atau budaya yang masih dapat di lihat oleh generasi muda. Contoh : Candi
d. Penggunaan Pakaian adat sebagai identitas budaya yang masih terus di pertahankan.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kebudayaan Daerah harus seiring dengan Globalisasi dunia yang terjadi
a. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
b. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ). Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan
c. Kebudayaan daerah justru dapat semakin di kelola dengan baik karena tuntutan globalisasi yang menekankan aspek :
a. . Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional
b. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
c. Berkembangnya turisme dan pariwisata
d. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain
e. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain
f. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA
d. Dalam buku ini Palmer menggambarkan justru adanya globalisasilah yang membuat budaya semakin beragam seraya berkembang dan mengisi satu dengan yang lainnya. Teh misalnya, suatu tanaman yang berasal dari China, namun berkembang dan menjadi sebuah budaya di India akibat diperkenalkan oleh pedagang Inggris. Bagi Palmer mereka yang membela keotentikan budaya biasanya menganggap batas-batas budaya otentik sama dengan batas-batas territorial. Terkadang pula menjadi lucu, seolah para pemuja keotentikan budaya ingin memelihara keterbelakangan dan kebodohan, dengan mengatasnamakan ”menjaga keaslian.” Untuk dapat dikatakan sebagai budaya yang hidup, suatu budaya harus mampu berubah. Jika dikatakan bahwa suatu budaya tak boleh dipengaruhi oleh budaya lain diluarnya, atau dilindungi dari pengaruh globalisasi, maka sama saja, menurut Palmer, menggiring budaya tersebut keambang kehancuran. Guna menegaskan apa yang menjadi pendiriannya Palmer mengutip Mario Vargas Llosa, dalam bukunya ”the Culture of Liberty,” bahwa usaha untuk memberlakukan suatu identitas budaya pada masyarakat adalah sama dengan mengurung mereka dalam penjara dan merampas aspek kebebasan yang berharga, yaitu memilih menjadi apa, bagaimana dan siapa.
e. Menutup tulisannya Palmer mengatakan, budaya yang hidup selalu berubah, proses perubahanlah yang menjadikan budaya sebagai budaya. Ia mengatakan bahwa kesombongan orang-orang yang ingin mempertahankan kaum miskin dan lingkungan asli mereka, seperti seekor kadal didalam akuarium, adalah sebuah kebodohan yang mengejutkan.
2. Rekomendasi
a. Melestarikan kebudayaan daerah dengan tetap memakainya dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh: Acara adapt yang digunakan dalam Perkawinan, Khitanan, Perayaan Hari Besar Keagamaan
b. Tidak melupakan unsur kebudayaan daerah yang paling mudah untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : Berbusana Batik, Kebaya,
c. Mengenal kebudayaan daerah Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
d. Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam kehidupan sosial.
Referensi
http://id.wikipedia*org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
http://id.wikipedia*org/wiki/Kebudayaan_nasional_Indonesia
http://id.wikipedia*org/wiki/Wawasan_Nusantara
http://www.kedai-kebebasan*org/publikasi/papers/article.php?id=171/
http://id.wikipedia*org/wiki/Globalisasi
sumber :
mellygunawan.weebly*com › uploads › tugas_makalah_ibd
No comments for "LIHAT RAHASIA : Contoh Makalah Peran Budaya Daerah Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional"
Post a Comment